Jumat, 29 Juni 2012

MODEL PEMBELAJARAN TERSARANG


MODEL PEMBELAJARAN TERSARANG

The Nested Model (Model Tersarang)
Model Sarang (Nested) adalah model pembelajaran terpadu yang target utamanya adalah materi pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan berfikir dan keterampilan mengorganisasi. Artinya memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik serta memadukan keterampilan proses, sikap dan komunikasi. Model ini masih memfokuskan keterpaduan beberapa aspek,  kemudian dilengkapi dengan aspek keterampilan lain. Model ini dapat digunakan bila guru mempunyai tujuan selain menanamkan konsep suatu materi tetapi juga aspek keterampilan lainnya menjadi suatu kesatuan. Dengan menggabungkan atau merangkaikan kemampuan-kemampuan tertentu pada ketiga cakupan tersebut akan lebih mudah mengintegrasikan konsep-konsep dan sikap melalui aktivitas yang telah terstruktur.
Dapat juga diartikan model pembelajaran yang mengintegrasikan kurikulum dalam satu disiplin ilmu dengan memfokuskan pada sejumlah keterampilan yang ingin dilatihkan oleh guru kepada siswanya. Pencapaian pembelajaran model ini meliputi ketrampilan berpikir(thinking skill),sosial (social skill) dan ketrampilan organisasi (organizing skill)
Kurikulum model tersarang masih bersifat terpisah antar mata plajaran tetapi setiap mata pelajaran mempunyai target yang bersifat keterampilan ganda(multiple skill). Pada satu mata pelajaran bisa memuat target keterampilan berpikir,social,ketrampilan penguasaan konsep standar,dan keterampilan mengorganisasi grafik atau diagram,
Forgarty (2002) mengibaratkan kurikulum model tersarang dengan teropong tiga dimensi. Teropong ini digunakan untuk melihat sebuah objek dengan banyak dimensi . Begitu pula model tersarang pada satu mata pelajaran, topik ,atau unit dapat dimasukan aneka dimensi keterampilan.Kurikulum model seperti ini seperti ini membuat sebuah mata pelajaran kaya akan pengalaman belajar tetapi karena masih bertumpu pada mata pelajaran yang bersifat terpisah akan terjadi kebingungan karena banyaknya tugas yang dibebankan pada siswa .
Forgarty(2002) menjelaskan cara mendesain kurikulum model ini sebagai berikut: Berbekal standar isi yang berupa topic atau unit yang menjadi target pembelajaran ,guru mengembangkanya lebih lanjut dengan menambahkan sekurang kurangnya dua lingkaran luar. Jadi dengan sebuah standar isi yang berupa topic atau unit, guru menggunakan mata pelajaran sebagai bingkai untuksejumlah keterampilan konsep ,dan sikap.
Contoh :
1.      Penerapan  materi system peredaran darah, siswa tidak hanya ditargetkan untuk memahami fakta system peredaran darah tetapi juga ditargetkan peningkatkan ketrampilan berpikir  melalui pemahaman “sebab akibat”, ketrampilan social melalui “pembelajaran kooperatif ”,ketrampilan mengorganisasi diagram melalui ”pembuatan diagram peredaran darah”
2.      Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat aspek membaca, menulis, berbicara, menyimak. Keempat aspek tersebut menjadi satu keterpaduan yang menghasilkan ketrampilan berbahasa.
3.      Jika misalkan, kita mempunyai tiga golongan pemuda yang dikelompokkan berdasarkan kekuatan fisiknya. Ketiga golongan itu kita sebut saja golongan lemah, sedang, kuat.
Dari tiap golongan pemuda ini kita bentuk dua tim sehingga dengan demikian terdapat enam tim, 2 tim golongan lemah, 2 tim golongan sedang, dan 2 tim kuat. Golongan Tim yang kita bentuk dimaksudkan untuk mengukur kemampuan dalam menyelesaikan suatu tugas. Tidak mungkin tim1 dari golongan lemah berpindah kegolongan sedang atau terjadi persilangan lainnya. Sebab, tim1 golongan lemah akan tetap berada dalam golongan tersebut, begitu pula tim lainnya.Oleh karena itu…tim disebut tersarang dalam golongan.lemah, kuat, sedang
Kelebihan/keunggulan model sarang antara lain :
1.       Kemampuan siswa lebih diperkaya lagi karena selain memperdalam materi juga aspek keterampilan seperti berfikir dan mengorganisasi. Setiap mata pelajaran mempunyai dimensi ganda yang berguna kelak untuk kehidupan siswa mendatang.
2.      Guru bias memadukan beberapa ketrampilan sekali gus dalam pembelajaran satu mata pelajaran
3.      Guru dapat memberikan perhatian pada berbagai bidang penting dalam satu waktu sehingga tidak memerlukan penambahan waktu, dan bisa memadukan kurikulum secara luas.
Kekurangan/Kelemahan model ini :
1.       Dalam hal perencanaan, jika dilakukan secara tergesa-gesa dan kurang cermat maka penggabungan beberapa materi dan aspek keterampilan dapat mengacaukan pola pikir siswa. Pada mulanya tujuan utama pengajaran adalah penekanan pada materi, tetapi akhirnya bergeser prioritasnya pada keterampilan.
2.      Jika tanpa perencanaan yang matang memadukan beberapa ketrampilan yang menjadi target dalam suatu pembelajaran akan berdampak pada siswa ketika prioritas pelajaran menjadi kabur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar